Kamis, 15 Maret 2012

Kurab!!! Oooooh Kurab!!!


Kurab? Yang mana yah? Ouwh yang anak BASTRA itu kah? Ia, yang anak bahasa Indonesia, yang jarang kuliah kan? Eh, enak aja dia kuliah tau, cuman yah gitu sok-sokan anak sore… Loh? Kok gitu sih? Yaiyalah dia kan anak pagi, tapi datangnya yah sore-sore gitu, ngga tau deh ngapaen di kampus? Oooohhh, yang sering pake celana pendek itu? Ia, yang kalo ngomong gaje bikin ketawa gitu penuh ekspresi, hhahhahha… Pokoknya malu-maluin deh.  Tapi bukannya kalo di kelas kelakuannya ngga kaya gitu? *gubrak
Sip, hari ini, tepatnya tanggal 15 Maret 2012. Saya dan sinyak telah berjanji akan meluangkan waktu untuk membantu mengatasi kendala Kurab yang memang jadi PJ pelatih Teater sekolah yang berada dibawah naungan Teater BASTRA dalam proses kegiatan Lomba Musikalisasi Puisi (Muspu) yang diadakan Teater Langit SMA N 5 Samarinda.
Dengan ika, theo, kak ali, kak abi, kurab dan sinyak, saya mulai mengacau Gedung Kesenian SMA N 5 yang akan dijadikan tempat acara. Kebetulan saya dan sinyak lah yang datang paling pertama. Ternyata udah datang beberapa panitia yang sedang asyik dengan kegiatannya masing-masing. Karena kami telah tau kondisi sebenarnya serta permasalahannya, kami pun mulai bertanya-tanya. Setelah itu mulai lah proses transfer ilmu. Tidak lama datanglah theo dan ika yang langsung menghandle surat-menyurat. Kami pun mulai asyik dengan kegiatan kami masing-masing.
Setelah ngalor-ngidul ngga tau mau ngapaen lagi. Masang kain udah, cek sound udah. Tinggal menggarap panggungnya aja. Kami pun bergegas pulang karena gerbangnya mau ditutup sama petugasnya. Nah 10 menit menjelang kepulangan kami, datanglah aceng, kamut, algie, salome dan muso yang ternyata pengen nimbrung. Ya sudah jadi pulangan semua deh. Di tengah perjalanan kami mendapat kabar bahagia dari Dwi Oktaviani. Di rumahnya ada acara yasinan gitu. Asik-asik…. Makan gratis mamen… Tanpa ba-bi-bu lagi kami langsung ke cendana 3 gang 5 blok B 2 kalo ngga salah sih,hha. Akhirnya sampai juga kita di rumah yang punya acara. Nyampe disana kami langsung menyantap makanan yang telah memanggil perut kami. Di tengah kenikmatan kami mengolah makanan tersebut, ternyata ada personil yang kurang. Nah, dimana kah keberadaan kurab dan muso? Tanya peta? Usut punya usut mereka dalam perjalanan ke kampus ngga tau dah darimana. Sambil memnunggu mereka datang ngerumpi lah kami bersama tuan rumah. Setelah ngerumpi  maling sakti yang nyolong betelanjangan sampai maling narsis di penajam sudah kami garap. Tidak lupa kami membahas masalah peserta Indonesian Idol yang makin aneh-aneh aja tingkah lakunya,hha… Tidak lama kemudian muncullah ide brillian dari kak ali. Kami akan mengerjai Kurab,hha… Emang susah ngerjain tuh anak. Soalnya tuh anak yang paling seing bikin lawakan paling gaje seBASTRA. Ide inii telah kami pertimbangkan masak-masak, karena tingkah laku Kurab telah meresahkan masyarakat. Sudah banyak orang-orang yang kena virus gajenya Kurab. Sebut saja dia Tiwi, Vero, Dwi Okta,  Yolanda, Yuli, dkk.hhahha
Ide brilian ini adalah tidak akan mengajak bicara ataupun berusaha berkomunikasi dengan baik dan benar kepadanya setelah dia datang…hahahahahaha. Emang nih ide gila abis, ngebayangin aja kita uda ketawa cekikikikan, yaiyalah… Segala kata-kata Kurab dan ekspresi plus gesturnya itu mengandung umpan..umpan… yang memancing kita buat ketawa terbahak-bahak,hhahhahha…
Tiba kedatangannya, kami pun menyambut baik….. MUSO, ia muso aja yang kita anggap. Kurab? Mmmmm yang mana yah?hha. Mulai dari nawarin Muso makan, minum, tisu? Tambahin kecap, ambilin pisang, gorengin kerupuk… Pokoknya servis penuh buat Muso deh… Kurab pun benar-benar tidak kami anggap. Dengan kemuslihatannya dia pun  mengikuti permainan kami dengan baik. Dengan tingkah lakunya yang sok tegar… “Gpp, aku kuat kok anaknya”hhahha… Bagaimana reaksi kami? Banyak cara yang kami lakukan untuk menhindari gelak tawa dari kelakuan Kurab yang pasrah abis, mulai dari pura-pura ngajak ngobrol nggak penting, sok-sokan makan kerupuk,dll.
Tidak lama kemudian, Dwi Oktabiani yang punya acara menawari kami teh dan kopi. Dan lagi-lagi permintaan Kurab tidak kami ladeni. Kami hanya menghitung jumlah kami tanpa dia,hhahhahhahhaha… Muso yang baru datang namun menguasai permainan pun tak kuasa menahan tawa. Setiap lawakan ataupun kalimat kalimat celetukannya yang biasa ampuh kami lawan dengan sok sibuknya perbincangan kami yang nggak penting sambil menahan tawa. Akhirnya Kurab pun memilih keluar rumah sambil mengangkat telpon. Lalu “ Ia, pak… Ada pa? APA? Sekre terbakar pak? Siapa pak? Siapa yang bakar sekre? Astaga, Ia pak, saya akan segera kesana” hahahahahaha. Cukup ampuh membuat kami mengiris menahan tawa. Berbagai cara dilakukan kurab untuk melawan kami. Terkadang apabila kami sudah kehabisan akal untuk menutupi usahanya, kami mulai bercerita tentang stand up comedy yang lagi ngetrend sekarang ini,hhahhahha… Cukup ampuh namun tak cantik,hha. Di tengah kecuekan kami terhadap Kurab… Beberapa waktu kemudian Kurab mulai diam, dia tidak menyahut perbincangan kami lagi. Kak ali pun menyela, “Ssssstttttt, coba buanmu diam sebentar. LOH? ADA KURAB? ASTAGA KAPAN DATANG RAB?hhahhahhahha…. Kami pun mulai menyambut kedatangannya sambil berpura-pura melayaninya seramah mungkin, menawar makanan, minuman, tisu,dll.. “Ia kak, aku baru datang. Tadi tersesat ke Tenggarong dulu”
Ika          :”Ceng, kamu ngga boleh dekat-dekat kurab yah. Anakku nda boleh dekat-dekat sama anak ingusan. Nanti kamu ketularan. Ntar mamak mandikan pake dettol”
Kurab    :” Ia, aku orangnya berakan kok. Nih tanganku habis megang tai kucing”
HAHAHAHAHAHA…
Ika          :” Eh ada Kurab, kamu sudah punya sepeda kah rab?”
Kurab    : “Sudah, ada empat”
Sinyak    :”Empat itu sepedanya atau rodanya”
Kurab    :”Sepedanya dong yang heeeebooooohh”
HAHAHAHAHAHA
Akhirnya keceriaan itu berakhir dengan habisnya kopi dan teh yang disediakan yang punya rumah. Diakhiri dengan pamitan bersama Ibu dan Bapaknya Dwi. Kami pun meninggalkan kediaman Dwi.hhahhahha.
Sepotong malam yang indah Langitkuu. Kuaskuu tak kan lelah menggoreskan warnanya pada langitmu. Selamat malam.

2 komentar:

  1. Kalo ngeliat kelakuan kurab udah mafhum kali ya.. Lah ini si Aceng.."tanganku berakan" katanya.. Bwakakakkak..
    Well, nice post! Keep writing nax..

    BalasHapus
  2. Hahaha,, tetep ya Kurab,, ga usah heran.. cuma ya itu nah, "aku orangnya berakan kok" adalah sebuah penemuan terbaru.. hahahahahaha

    good job ya,, udah mulai nulis doong sekarang.. seneng liatnya.. Semoga bermanfaat ya..

    BalasHapus

komentarnya ditunggu loh,hhe